Langkah-Langkah Penyusunan dan Pengembangan Media Pembelajaran.
Penyusunan
media pembelajaran dapat diartikan menciptakan media pembelajaran
yang baru atau belum pernah ada, sedangkan pengembangan media
pembelajaran dapat diartikan sebagai upaya mengadaptasi, merekayasa, atau
menyesuaikan (modifikasi) media pembelajaran yang sudah ada dengan kebutuhan
dalam proses pembelajaran. Dalam
proses pembelajaran seringkali tidak dilengkapi dengan media pembelajaran
yang memadai. Oleh karena itu, pendidik (fasilitator) ataupun
pengelola/penyelenggara program dituntut untuk mampu merancang, menyusun atau
mengembangkan media yang digunakan dalam proses pembelajaran yang dikelolanya. Secara garis besar atau pada umumnya, proses penyusunan atau pengembangan
media pembelajaran meliputi langkah-langkah sebagaimana Tabel 2.
berikut.
Tabel 2.
Proses
Penyusunan/Pengembangan Media Pembelajaran
No.
|
Langkah-Langkah
|
Output/Keluaran
|
1.
|
Identifikasi
kebutuhan belajar warga belajar
|
Data
tentang kebutuhan belajar warga belajar (peserta pembelajaran)
|
2.
|
Penentuan
prioritas kebutuhan belajar warga belajar
|
Daftar
prioritas
|
3.
|
Perancangan
program belajar (kurikulum)
|
Rancangan
kurikulum belajar
|
4.
|
Penentuan topik
|
Topik untuk penyusunan/pengem-bangan media pembelajaran
|
5.
|
Penentuan
jenis atau golongan media pembelajaran
|
Jenis/golongan
media pembelajaran
|
6.
|
Pengorganisasian
isi/materi dan bahan yang diperlukan
|
Spesifikasi
isi/materi dan bahan yang diperlukan
|
7.
|
Penyusunan
atau pengembangan draft media pembelajaran
|
Draft
media pembelajaran
|
8.
|
Penyusunan
instrumen ujicoba draft media pembelajaran
|
Instrumen
ujicoba draft media pembelajaran
|
9.
|
Ujicoba
draft media pembelajaran
|
Masukan
(data) untuk revisi
|
10.
|
Revisi
draft media pembelajaran
|
Media
pembelajaran yang telah teruji dan siap produksi
|
11.
|
Produksi
media pembelajaran
|
Media
pembelajaran yang telah diproduksi
|
12.
|
Distribusi
dan penggunaan media pembelajaran pada kelompok belajar
|
Media
pembelajaran yang siap digunakan
|
13.
|
Evaluasi media pembelajaran
|
Masukan (data) untuk revisi
|
14.
|
Revisi
media pembelajaran (jika memerlukan)
|
Media
pembelajaran yang telah direvisi
|
Sumber:
Departemen Pendidikan Nasional (1989/1990)
Dalam pemanfaatan media pembelajaran, seorang pendidik
hendaknya memahami beberapa unsur diantaranya; karakteristik dan latar belakang
warga belajar, tujuan pembelajaran, materi dan kondisi pembelajaran. keempat
unsur tersebut harus mendapat perhatian dari pendidik sebelum memanfaatkan
media pembelajaran, agar efektif dan efisien.
Contoh:
Misalnya; Program keaksaraan diikuti oleh sebagai besar
ibu rumah tangga, Materi : Calistungdasi, Tujuan: mampu Calistungdasi, Tema :
Bumbu Dapur. Media : Benda Asli bumbu dapur (bawang, brambang, lombok, garam,
mrico, tumbar, dan sebagainya) dan kartu kata/hitung
Membaca : menuliskan nama-nama, warna, bentuk, rasa,
Menulis : menuliskan nama-nama, warna, bentuk, rasa, Berhitung : Jumlah masing-masing barang lebih dari 2
Bahasa Indonesia:
menyusun kalimat dengan menggunakan kata-kata
Contoh : Media Pembelajaran
PANDUAN FASILITATOR
Pokok Bahasan : Poster Abjad dan Kamus Pribadi
|
Tujuan Pembelajaran:
|
Peserta dapat memahami cara membuat dan menggunakan kamus buatan
sendiri dan format abjad untuk membantu warga belajar buta huruf murni
belajar huruf dan kata-kata baru.
|
Konsep Pokok :
|
‘Poster Abjad dan Kamus Sendiri” merupakan media belajar yang
dapat membantu warga belajar mengerti bagaimana cara mengingat huruf, ejaan
dan kata-kata baru. warga belajar membuat bahan belajar tersebut dengan kata
yang dipilihnya sendiri. Tentu saja harus berdasarkan minat dan kebutuhan
warga belajar serta situasi di lingkungan sekitarnya.
|
Metode :
|
Demonstrasi, Praktek, dan
Simulasi (45 menit)
|
Langkah-langkah Kegiatan
:
|
1.
Peserta bermain peran sebagai
warga belajar mencari sesuatu benda dan mencocokkan nama benda tersebut,
sesuai dengan huruf pertamanya dan menuliskannya dalam kamus sendiri
2.
Perlihatkan contoh kamus dan
jelaskan maksud dan cara membuat kamus
3.
Perlihatkan contoh
poster abjad dan
jelaskan maksud dan cara membuat poster tersebut
4.
Simulasi cara mengajar warga
belajar melalui kedua teknik tersebut. Meminta peserta pergi ke luar dan mencari sesuatu
benda sebagai contoh (daun, kertas dll). Kemudian membantu mereka mencocokkan
nama-nama benda tersebut sesuai dengan huruf
pertama, tempel di atas poster
dan menuliskan kata
tersebut dalam kamus
sendiri.
|
Aplikasi di Kelompok Belajar :
|
Tutor dapat membuat “Poster Abjad Tentang Kehidupan Sehari-hari”.
Setiap kali pertemuan Tutor meminta Warga Belajar yang masih buta huruf
membawa satu jenis benda baru yang akan ditempelkan pada poster dan ditulis
di kamus mereka sendiri.
|
Bahan Pembelajaran :
|
√ Kertas karton dan buku kamus
yang sudah jadi untuk masing-masing peserta
√
Contoh poster abjad, spidol, dan isolatip
|
Poster / Beberan
Aa
|
Bb
|
Cc
|
Dd
|
Ee
|
Ff
|
Gg
|
Hh
|
Ii
|
Jj
|
Kk
|
Ll
|
Mm
|
Nn
|
Oo
|
Pp
|
Qq
|
Rr
|
Ss
|
Tt
|
Uu
|
Vv
|
Ww
|
Xx
|
Yy
|
Zz
|
1. PETUNJUK MEMBUAT “POSTER ABJAD”
Poster Abjad dapat memotivasi warga
belajar untuk memikirkan tentang huruf
dan ejaan sewaktu melihat hal-hal atau benda-benda yang ada di
lingkungan sekitarnya. Tutor meminta warga belajar membawa benda yang dicari atau
kata yang dilihat ke kelompok belajar setiap kali pertemuan. Kemudian mereka
mencoba mencari huruf pertama yang sesuai dengan nama benda/kata tersebut pada
poster abjad. Setelah beberapa minggu, warga belajar dibiasakan untuk mencari
dan memikirkan tentang huruf, ejaan dan kata selama mereka melaksanakan
kegiatan sehari-hari.
Berikut ini diberikan petunjuk membuat Poster Abjad
sebagai media pembelajaran di kelompok belajar :
a)
Bahan :
◙ Karton Manila warna putih 1 lembar
◙ Spidol, penggaris, isolasi
b)
Cara Membuat
◙ Letakkan karton secara horizontal
◙ Buat garis-garis yang menjadi 26 kotak
◙ Tulis setiap kotak sesuai abjad
c)
Cara Menggunakan (aplikasi di
kelompok belajar)
◙ Meminta warga belajar mencari benda-benda
yang ada ditemukan di sekitarnya (contoh : batu, rumput, daun, bunga dan
sebagainya )
◙ Meminta warga belajar untuk menempelkan
benda tersebut sesuai dengan huruf pertama yang tertera di poster abjad
◙ Meletakkan
di tempat yang mudah dilihat orang
◙ Menulis kata kata
dalam poster abjad tersebut dalam kamus pribadi
d) Kegiatan ini dilakukan setiap pertemuan
2. MEMBUAT “KAMUS PRIBADI”
a) Menyediakan buku tulis,
gunting, spidol, penggaris dan penghapus.
b)
Buku dipotong bagian pinggirnya
dengan ukuran yang berbeda, kemudian ditulis huruf Aa sampai Zz ( menulis
contoh huruf besar dan huruf kecil)
c) Menulis abjad lengkap
(huruf besar dan kecil) di sampul depan.
PETUNJUK MENGISI KAMUS PRIBADI
a)
Tutor meminta warga belajar
menuliskan kata-kata baru yang belum diketahuinya di buku kamus yang dibuatnya sendiri
b)
Kata-kata yang ditulis dalam
kamus pribadi adalah kata-kata yang diperoleh dari poster abjad dan ucapan
warga belajar.
c)
Bila kata-kata baru tersebut
berasal dari bahasa daerah, tutor menterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan
meminta warga belajar untuk menyalin
d)
Bagi warga belajar yang sudah
lebih tinggi kecakapan keaksaraannya, dapat melengkapi dengan definisi atau
pengertian seperti yang terdapat pada kamus sebenarnya.
Ayam = pitik (jawa) .…………….......... Batu = watu (jawa) ……………………..
…………………………………………..
…………………………………………..
…………………………………………..
…………………………………………..
…………………………………………..
…………………………………………...
…………………………………………...
………………………………………….
idong = hidung (menado) ……………… Je’ne = air (makasar)…………………… Kaca
= gelas (bugis)
|
Aa
|
Bb
|
|
Cc
|
|
Dd
|
|
Ee
|
|
Ff
|
|
Gg
|
|
Hh
|
|
Ii
|
|
Jj
|
|
Kk
|
|
Ll
|
Lembar: Pokok Bahasan
Pokok Bahasan:
Pendekatan Pengalaman Berbahasa
|
Tujuan Pembelajaran
|
Peserta memahami cara-cara membelajarkan
warga belajar buta huruf murni melalui teknik Pendekatan Pengalaman Berbahasa
(PBB) dengan menggunakan bahasa ibi/daerah atau bahasa “campuran”
|
Konsep Pokok :
|
Pendekatan pengalaman berbahsa bukan
materi pada pembelajaran keaksaraan fungsional, akan tetapi merupakan suatu
pendekatan yang diharapkan dapat mempermudah proses pembelajaran keaksaraan.
Orang dewasa belajar membaca lebih cepat, jika mereka membaca tentang
informasi yang sesuai dengan pengalamannya. Pendekatan Pengalaman Berbasis
(PPB) ini merupakan cara pembelajaran berdasarkan pengalaman warga belajar.
Warga belajar membaca melalui proses membuat bahan belajar yang berasal dari
ide/gagasan atau kalimat yang diucapkan oleh warga belajar sendiri, bukan
dari pihak luar dengan menggunakan bahasa ucapan (tutur) warga belajar.
Pendekatan pengalaman berbahasa merupakan pintu masuk (entry point) dalam proses pembelajaran keaksaraan, pada
prakteknya pendekatan ini tidak dapat berdiri sendiri akan tetapi memerlukan
teknik dan metode yang sepesifik dalam proses pembelajarannya, seperti metode SAS, Kata Kunci, Abjad dan
sebagainya.
|
Metode Pembelajaran :
|
1.
Ceramah tentang konsep pokok
pendekatan pengalaman berbahasa
2.
Praktek Simulasi langkah
langkan pembelajaran
3.
Tanya jawab tentang cara dan
hambatan dalam penerapan pendekatan pengalaman berbahasa
|
Langkah-langkah Kegiatan :
|
1.
Menjelaskan konsep dasar
teknik Pendekatan pengalaman berbahasa
2.
mempraktekkan /
mensimulasikan langkah-langkah PPB
3.
Meminta peserta membentuk
kelompok kecil 5 – 6 orang, satu orang berperan sebagai tutor dan yang
lainnya menjadi warga belajar buta aksara
murni
4.
Masing-masing kelompok
mendiskusikan tema pembelajaran dan merumuskan satu kalimat yang utuh dengan
menggunakan ucapan/penuturan yang berperan sebagai warga belajar, misalnya “Saya ingin belajar membaca”. Kemudian
memotong dan memainkan kalimat tersebut menjadi, kata-kata, suku kata, sampai
dengan huruf.
5.
Tanya jawab tentang
hambatan-hambatan yang dirasakan selama mempraktekkan teknik PP
|
Aplikasi di Kelompok Belajar :
|
Diskusi aplikasi di Kejar, dengan mengajukan pertanyaan : (1)
sebagai cara menggali pengetahuan dan pengalaman warga belajar dalam kegiatan
PPB di Kejar ?, dan (2) bagaimana cara melatih warga belajar yang memiliki
keterampilan lebih tinggi untuk membantu warga belajar pemula ?
|
Bahan Pembelajaran :
|
√ Petunjuk Penggunaan Teknik
PPB
√
Gunting, kertas karton, dan spidol
|
Paparan (Poster/Transparansi)
PETUNJUK Media Kartu dan Gambar
a.
Tutor meminta warga belajar
untuk menentukan tema dan mengungkapkan satu kalimat tentang tema dengan
kata-katanya sendiri. Akan lebih baik bila dalam belajar membaca dan menulis
awal tutor menggunakan peraga benda asli atau gambar. Misalnya tutor dan warga
belajar berdiskusi tentang binatang piaraan. Berdasarkan hasil diskusi tersebut
ternyata sebagian warga belajar memiliki ternak sapi. Dengan menggunakan metode
kata kunci kata “sapi” dapat dikembangkan menjadi beberapa frase atau kalimat.
Sapi Sapi tiga
Susu sapi Tiga ekor sapi
Minum susu sapi
b.
Tutor menulis salah satu kalimat atau frase yang diucapkan oleh Warga belajar, misalnya
b. Tutor membaca kalimat di atas bersama-sama dengan warga belajar,
kemudian meminta mereka mengucapkan kalimat tersebut berulang-ulang sampai lancar
c. Tutor menulis kalimat tersebut pada kertas, kemudian memotongnya
kata perkata
d. Tutor membantu warga belajar mengingat kata-kata di atas dengan
menggunakan permainan diantaranya : buka tutup kata, memindahkan posisi, dan
sebagainya, misalnya :
e. Tutor membimbing warga belajar menyusun kata-kata tersebut sampai
membentuk kalimat yang benar dan dapat dimengerti
f.
Warga belajar menyalin kalimat
tersebut dalam buku catatannya dan memasukkan kata-kata baru yang ditemuinya
kedalam kamus pribadinya.
g.
Tutor membimbing warga belajar untuk praktek memotong huruf dari suku kata maupun memotong kata dari kalimat, sampai paham benar.
h. Menyalin kata kunci dalam kamus
i.
Semakin banyak gambar yang
disediakan oleh tutor, maka akan semakin banyak kata dan kalimat yang berhasil
disusun oleh warga belajar.
Anak ayam ayam makan jagung
Telur ayam kandang ayam